Prediksi Nigeria Vs Korea Selatan - When I rooted for Cameroon, Japan won. When I rooted for South Korea, Argentina won. When I rooted for France, Mexico won. And when I rooted for Germany, Serbia won, what’s wrong?
Nigeria Vs Korea Selatan - ITU ungkapan Chloe Lee, seorang mahasiswa Korea Selatan (Korsel), dalam wall di Facebook- nya.Tak ada yang dapat menduga siapa yang akan memenangkan laga dan melaju ke babak selanjutnya. Begitu pun laga Korsel dan Nigeria pukul 03.30 dini hari waktu Korea, jelas masih sulit ditebak.Tapi, yang jelas, itu akan jadi partai hidupmati Taeguk Warriors dan akan menentukan langkah mereka ke babak 16 besar.
”Nigeria adalah lawan berat. Tapi, dengan kemungkinan absennya dua pemain mereka, Sani Kaita dan Taye Taiwo, Korsel berpeluang memenangkan laga dan melaju ke putaran berikut,” ucap Yi Juseung, mahasiswa Korsel. Harapan Ju-seung adalah harapan jutaan warga Korsel. Dan, tentunya berbagai dukungan mengalir kepada perjuangan Park Ji-sung dkk, tak terkecuali media.
Salah satu harian terbesar berbahasa Korea Dongailbo (21 Juni 2010), membahas taktik yang harus dilakukan The Reds –julukan lain Korsel– untuk memenangkan laga melawan Nigeria. Sementara harian berbahasa Inggris The Korea Herald (18 Juni 2010), menurunkan judul S Korea’s hope alive in World Cup, yang intinya adalah harapan masyarakat Korea kepada tim mereka untuk terus bersinar di Piala Dunia kali ini. Dukungan warga asing, khususnya Asia, di Korea juga menguat.
Tenaga kerja asal Indonesia Dartoyo, misalnya, berharap Asia mampu meraih prestasi lewat Korsel. ”Saya senang menonton penampilan tim Korsel. Mereka punya semangat, stamina, kemampuan, mental bertanding tinggi, dan kerja sama bagus di lapangan. Jadi, sudah saatnya Asia berprestasi,” papar pria asal Pati itu. Selain pemerintah, peran media begitu besar dalam membantu dan memupuk semangat kebersamaan dan kebanggaan terhadap negara.
Contohnya, pemberitaan media ketika atlet mereka bertanding. Dalam highlight Manchester United yang disiarkan televisi Korea, misalnya, meski Wayne Rooney yang banyak mencetak, sorotan utama tetap pada gol yang ditorehkan Ji-sung. Bahkan, mereka menyiarkannya berulangulang. Dalam Olimpiade Musim Dingin beberapa bulan lalu juga dapat dilihat dukungan media kepada Kim Yu-na, atlet ice skating terpopuler di Korea.
Hampir setiap jam cuplikan kemenangannya ditayangkan televisi. Tak hanya media, pendukung Korea pun memberikan andil besar bagi sukses tim mereka. Be The Reds, Shouting Korea, Korea Legend 2010, Fighting Korea adalah kalimat yang mudah sekali ditemui di Korea dalam beberapa pekan ini. Warna merah hampir menghiasi sebagian besar wilayah Korea ketika tim mereka bertanding. Bahkan, di berbagai tempat umum, para pekerja menggunakan warna merah dan seragam tim kesayangan mereka. Solidaritas inilah yang begitu berbeda.
Nigeria Vs Korea Selatan - ITU ungkapan Chloe Lee, seorang mahasiswa Korea Selatan (Korsel), dalam wall di Facebook- nya.Tak ada yang dapat menduga siapa yang akan memenangkan laga dan melaju ke babak selanjutnya. Begitu pun laga Korsel dan Nigeria pukul 03.30 dini hari waktu Korea, jelas masih sulit ditebak.Tapi, yang jelas, itu akan jadi partai hidupmati Taeguk Warriors dan akan menentukan langkah mereka ke babak 16 besar.
”Nigeria adalah lawan berat. Tapi, dengan kemungkinan absennya dua pemain mereka, Sani Kaita dan Taye Taiwo, Korsel berpeluang memenangkan laga dan melaju ke putaran berikut,” ucap Yi Juseung, mahasiswa Korsel. Harapan Ju-seung adalah harapan jutaan warga Korsel. Dan, tentunya berbagai dukungan mengalir kepada perjuangan Park Ji-sung dkk, tak terkecuali media.
Salah satu harian terbesar berbahasa Korea Dongailbo (21 Juni 2010), membahas taktik yang harus dilakukan The Reds –julukan lain Korsel– untuk memenangkan laga melawan Nigeria. Sementara harian berbahasa Inggris The Korea Herald (18 Juni 2010), menurunkan judul S Korea’s hope alive in World Cup, yang intinya adalah harapan masyarakat Korea kepada tim mereka untuk terus bersinar di Piala Dunia kali ini. Dukungan warga asing, khususnya Asia, di Korea juga menguat.
Tenaga kerja asal Indonesia Dartoyo, misalnya, berharap Asia mampu meraih prestasi lewat Korsel. ”Saya senang menonton penampilan tim Korsel. Mereka punya semangat, stamina, kemampuan, mental bertanding tinggi, dan kerja sama bagus di lapangan. Jadi, sudah saatnya Asia berprestasi,” papar pria asal Pati itu. Selain pemerintah, peran media begitu besar dalam membantu dan memupuk semangat kebersamaan dan kebanggaan terhadap negara.
Contohnya, pemberitaan media ketika atlet mereka bertanding. Dalam highlight Manchester United yang disiarkan televisi Korea, misalnya, meski Wayne Rooney yang banyak mencetak, sorotan utama tetap pada gol yang ditorehkan Ji-sung. Bahkan, mereka menyiarkannya berulangulang. Dalam Olimpiade Musim Dingin beberapa bulan lalu juga dapat dilihat dukungan media kepada Kim Yu-na, atlet ice skating terpopuler di Korea.
Hampir setiap jam cuplikan kemenangannya ditayangkan televisi. Tak hanya media, pendukung Korea pun memberikan andil besar bagi sukses tim mereka. Be The Reds, Shouting Korea, Korea Legend 2010, Fighting Korea adalah kalimat yang mudah sekali ditemui di Korea dalam beberapa pekan ini. Warna merah hampir menghiasi sebagian besar wilayah Korea ketika tim mereka bertanding. Bahkan, di berbagai tempat umum, para pekerja menggunakan warna merah dan seragam tim kesayangan mereka. Solidaritas inilah yang begitu berbeda.